Rabu, 27 Maret 2024

KONEKSI ANTAR MATERI - KESIMPULAN DAN REFLEKSI MODUL 1.1

Filosofi Pendidikan Nasional Ki Hajar Dewantara

Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia. Pendidikan dapat membentuk karakter, potensi dan masa depan seseorang. Oleh karena itu, pendidikan harus diselenggarakan dengan sebaik-baiknya sesuai dengan kebutuhan dan karakter setiap anak.

  • Kerangka Pemikiran Ki Hajar Dewantara

Pada tahun 1954 beberapa Bupati menginisiasi pendirian sekolah kabupaten yang hanya mendidik calon pegawai seperti sekolah Bumi Putera yang hanya memiliki 3 kelas, rakyat hanya diajarkan membaca, menulis dan berhitung seperlunya. Pada tahun 1920 cita-cita baru lahir perubahan radikal dalam pendidikan dan pengajaran. Pada tahun 1922 lahirlah Taman Siswa sebagai gerbang emas kemerdekaan dan kebebasan kebudayaan bangsa.

  • Tujuan Pendidikan
Tujuan pendidikan adalah menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Sehingga dengan pendidikan dapat membentuk anak yang budi pekerti halus, kecerdasan, serta kesehatan badan jasmani dan rohani.


Tripologi Pendidikan Ki Hajar Dewantara ini dapat kita artikan Pendidikan yang menuntun, membangun karakter siswa sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman serta penerapan budi pekerti.

  • Menuntun 

Menurut Ki Hajar Dewantara (KHD) pendidikan dan pengajaran adalah sesuatu hal yang berbeda. Pendidikan bukan hanya tentang pemberian pengetahuan saja melainkan tentang perkembangan kepribadian dan karakter anak. Pendidikan memberikan tuntunan terhadap segala kekuatan kodrat yang dimiliki anak agar mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya sebagai seorang manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Sedangakan pengajaran merupakan bagian dari proses pendidikan yang lebih menekankan pada keunikan atau kekhasan anak dan kebutuhan setiap anak. 

  • Kodrat Alam dan Kodrat Zaman

Ki Hajar Dewantara menjelaskan bahwa dasar pendidikan anak berhubungan dengan kodrat alam dan kodrat zaman. Kodrat alam berkaitan dengan sifat dan bentuk lingkungan anak tinggal. Sedangkan kodrat zaman berkaitan dengan isi dan irama yang bisa diartikan sebagai perubahan zaman dari waktu ke waktu.

  • Budi Pekerti

Menurut Ki Hajar Dewantara Budi Pekerti merupakan perpaduan antara gerak pikiran, perasaan dan kehendak atau kemauan sehingga menimbulkan tenaga. Budi pekerti juga dapat diartikan sebagai perpaduan antara Cipta (Kognitif), Karsa (afektif) sehingga menciptakan Karya (Psikomotor).

  • Sistem Among
Sistem among merupakan pendidikan yang berpihak kepada anak yang memberikan kebebasan, kreativitas dan tanggung jawab kepada mereka. Sistem among menghargai kodrat alam, kodrat zaman, kebudayaan dan kebangsaan sebagai landasan pendidikan. Pendidikan yang berpihak pada anak merupakan pendidikan yang berorientasi pada kebebasan anak memilih cara dalam memahami pengetahuan. Sehingga dapat kita pahami bahwa setiap anak memiliki kodrat alam dan bakat yang berbeda beda antara anak satu dengan yang lainnya.


Kesimpulan dan Refleksi saya terhadap pemikiran Ki Hajar Dewantara

  • Kepercayaan saya tentang murid dan pembelajaran di kelas sebelum mempelajari Modul Filosofi Pemikiran Ki Hajar Dewantara 

Saya percaya dengan murid-murid diam, kelas tenang, tertib serta fokus pada pembelajaran yang saya sampaikan maka itu merupakan pengusaan kelas yang saya anggap baik. Selain itu saya juga menganggap bahwa dengan siswa mendapakan nilai diatas KKM maka pembelajaran yang saya sampaikan sudah tuntas dan berhasil serta berjalan dengan baik untuk siswa-siswa saya.

Pembelajaran yang saya lakukan masih berupa trasnfer pengetahuan yang hanya memindahkan ilmu kepada murid. Selain itu saya juga masih mendominasi pada kegiatan proses belajar, yang beranggapan bahwa guru sebagai sumber belajar. Sehingga kebebasan dan kreativitas anak kurang optimal. Tidak jarang juga saya meminta siswa untuk menghafal materi pembelajaran untuk mengejar ketercapaian materi sehingga pada saat evaluasi masih banyak murid saya tidak tuntas dalam mengerjakan evaluasinya.

 Saya beranggapan bahwa dengan  murid mendapatkan nilai yang tinggi atau murid yang pintar maka akan lebih mudah dalam menjalani kehidupan bermasyarakat tanpa memperhatikan karakteristik dan potensi diri pada murid tersebut.

 

  • Perubahan dari pemikiran dan perilaku saya setelah mempelajari Modul 1.1 Filosofi Pendidikan Ki Hajar Dewantara 

 Saya menyadari bahwa apa yang saya pikirkan dan saya lakukan selama ini tidaklah tepat. Sebagai seorang pendidik seharusnya saya memperhatikan banyak hal dalam memberikan pendidikan dan pengajaran kepada murid saya. Dalam hal ini saya dapat memfasilitasi murid agar tumbuh sesuai dengan kodratnya dengan menerapkan pembelajaran yang memerdekakan murid.

Saya seharusnya dapat mengenali dan memahami diri sebagai seorang pendidik, mendidik dan mengajar,  mendampingi murid dengan utuh dan menyeluruh, mendidik dan melatih kecerdasan budi pekerti serta memberikan pendidikan yang dapat mengantarkan keselamatan dan kebahagiaan. Sehingga pada penerapannya guru bukanlah satu-satunya sumber belajar, melainkan guru sebagai fasilitator dalam pembelajaran sedangkan murid sebagai subjek yang diberikan kebebasan untuk berpendapat, berkreasi, inovasi dan ekspresi sesuai dengan minat dan bakat mereka masing-masing.

Saya juga harus mempelajari serta menghargai karakteristik murid karena setiap murid memiliki karakteristik serta potensi yang berbeda-beda setiap murid. Sehingga perlu adanya pembelajaran yang menarik agar motivasi belajar meningkat yang sesuai dengan minat dan bakat anak dengan memperhatikan tumbuh kembangnya anak sesuai dengan kodratnya.


  • Hal-hal yang segera saya terapkan agar kelas mencerminkan Filosofo Ki Hajar Dewantara 

Merancang pembelajaran yang berpusat pada siswa dengan menerapkan pembelajaran yang interaktif dan menyenangkan dalam hal ini guru sebagai fasilitator pembelajaran. Selain itu pembelajaran dibuat dengan menerapkan konsep merdeka belajar yang terintegrasi pada pencapaian profil pelajar pancasila yang sesuai dengan kodrat alam dan kodrad zaman murid. 

Menerapkan pembelajaran yang memerdekakan murid, pembelajaran tidak lagi menuntut tetapi menuntun sesuai dengan kodratnya. Dalam hal ini murid diberikan kebebasan dalam belajar sesuai dengan minat, bakat serta potensinya serta memberikan arahan kepada murid agar selamat dan bahagia.

Menerapkan pembelajaran yang berkelanjutan dengan memperhatikan kearifan lokal dan budaya setempat, sehingga murid dapat mengenal kearifan lokal dan budaya tempat tinggal mereka. serta meningkatkan kegiatan pembiasaan pendidikan karakter dan budi pekerti.

Kesimpulan

Pendidikan dan pengajaran tidak dapat dipisahkan, keduanya harus selaras dengan penghidupan dan kehidupan bangsa agar semangat mencintai tanah air dapat terus terpelihara. Ki Hajar Dewantara menekankan agar pendidikan selalu memperhatikan kodrat anak, kemerdekaan, kemanusiaan, kebudayaan dan kebangsaan. Semua ini tujuannya agar terwujud pendidikan yang memerdekakan anak.


 

 


 

 

 

 














 




0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More