Rabu, 03 Juli 2024

KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 2.2 PEMBELAJARAN SOSIAL DAN EMOSIONAL

Kesimpulan tentang perubahan pengetahuan, keterampilan, sikap sebagai pemimpin pembelajaran setelah mempelajari pembelajaran sosial dan emosional

Sebelum mempelajari modul ini saya berpikir bahwa dalam mengelola sosial dan emosional merupakan kemampuan yang sendirinya akan muncul dalam kegiatan pembelajaran tanpa harus kita kelola lagi. Sehingga saya lebih fokus pada penyampaian materi dan pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas serta dapat menciptakan lingkungan belajar yang aman dan nyaman bagi warga sekolah.

Setelah mempelajari modul ini ternyata pembelajaran sosial dan emosional sangatlah penting dalam melatih diri murid pada keterampilan sosial dan emosionalnya agar murid lebih matang untuk menjadi pribadi-pribadi yang berkarakter sesuai dengan profil pelajar Pancasila yaitu dengan menerapkan lima kompetensi sosial dan emosional bagi murid untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman dan nyaman agar seluruh individu di sekolah dapat meningkatkan kompetensi akademik dan kesejahteraan (well-being) secara optimal.

Berkaitan dengan kebutuhan belajar dan lingkungan yang aman dan nyaman untuk memfasilitasi seluruh individu di sekolah agar dapat meningkatkan kompetensi akademik maupun kesejahteraan psikologis (wll-being), 3 hal mendasar dan penting yang saya pelajari adalah :

  1. Kompetensi Sosial dan Emosional (KSE) yaitu kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial, keterampilan berelasi, dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab.
  2. Kesadaran penuh (mindfulness) adalah kesadaran yang muncul ketika seseorang memberikan perhatian secara sengaja/sadar pada saat kondisi saat sekarang yang dilandasi rasa ingin tahu dan kebaikan yang sebenarnya telah ada dalam diri manusia secara alami tanpa perlu diajarkan ataupun ditumbuhkan. Mindfulness merupakan dasar penguatan 5 kompetensi sosial dan emosional dengan metode STOP (berhenti sejenak, tarik nafas dalam, rasalam sensasi yang terjadi, selesai dan lanjutkan aktifitas)
  3. Kesejahteraan psikologis (well-being) adalah sebuah kondisi individu yang memiliki sikap yang positif terhadap diri sendiri dan orang lain dapat membuat keputusan dan mengatur tingkah lakunya sendiri, dapat memenuhi kebutuhan dirinya dengan menciptakan dan mengelola lingkungan yang baik, memiliki tujuan hidup dan membuat hidup merasa lebih bermakna serta berusaha mengeskplorasi dan mengembangkan dirinya
Perubahan yang akan saya terapkan di kelas dan sekolah sebagai berikut :
  1. Bagi murid-murid : menerapkan pembelajaran yang berpihak pada murid serta mengintegrasikan pembelajaran sosial dan emosional dalam setiap pembelajaran dan pada setiap aktivitas yang dilakukan di kelas dan sekolah. Seperti mengajak murid untuk memunculkan mindfulness dengan teknik STOP serta kegiatan pembelajaran secara berkelompk maupun klasikal di kelas untuk mengembangkan 5 KSE pada murid.
  2. Bagi rekan sejawat : Saya belajar untuk melakukan refleksi KSE dan mengembangkan serta mengimplementasikannya, mempraktikkan dan menjadi teladan bagi rekan sejawat melalui praktik baik dalam menerapkan KSE di kelas dan sekolah kemudian mengajak rekan sejawat untuk berkolaborasi dalam menerapkan dan membudayakan kompetensi sosial dan emosional di kelas dan sekolah.

Pembelajaran Sosial dan Emosional adalah pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif oleh seluruh komunitas sekolah. Proses kolaborasi ini memungkinkan anak dan pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah memperoleh dan menerapkan pengetahuan, keterampilan dan sikap positif mengenai aspek sosial dan emosional agar dapat : 

  1. Memahami, menghayati dan mengelola emosi (kesadaran diri)
  2. Menetapkan dan mencapai tujuan positif (pengelolaan diri)
  3. Merasakan dan menunjukkan empati kepada orang lain (kesadaran sosial)
  4. Membangun dan mempertahankan hubungan yang positif (keterampilan sosial)
  5. Membuat keputusan yang bertanggung jawab (pengambilan keputusan yang bertanggung jawab)
Kompetensi Sosial dan Emosional terdiri dari 5 yaitu 
  1. Kesadaran Diri adalah kemampuan untuk memahami perasaan, emosi dan nilai-nilai diri sendiri dan bagaimana pengaruhnya pada perilaku diri dalam berbagai situasi dan konteks kehidupan.
  2. Manajemen Diri adalah kemampuan untuk mengelola emosi, pikiran dan perilaku diri secara efektif dalam berbagai situasi dan untuk mencapai tujuan dan aspirasi.
  3. Kesadaran Sosial adalah kemampuan untuk memahami sudut pandang dan dapat berempati dengan orang lain termasuk mereka yang berasal dari latar belakang, budaya dan konteks yang berbeda-beda.
  4. Keterampilan Berelasi adalah kemampuan untuk membangun dan mempertahankan hubungan-hubungan yang sehat dan suportif.
  5. Pengambilan Keputusan yang Bertanggung Jawab adalah kemapuan untuk mengambil pilihan-pilihan membangun yang berdasarkan atas kepedulian, kapasitas dalam mempertimbangkan standar-standar etis dan rasa aman untuk mengevaluasi manfaat dan konsekuensi dari bermacama-macam tindakan dan perilaku untuk kesejahteraan psikologis (well-being) diri sendiri, masyarakat dan kelompok.
Well-Being
Well-being adalah kondisi individu yang memiliki sikap yang positif terhadap diri sendiri dan orang lain untuk dapat membuat keputusan dan mengatur tingkah lakunya sendiri, dapat memenuhi kebutuhan dirinya dengan menciptakan dan mengelola lingkungan dengan baik, memiliki tujuan hidup dan membuat hidup mereka lebih bermakna serta berusaha mengeksplorasi dan mengembangkan dirinya.




Kesadaran Penuh (Mindfulness)
Mindfulness (kesadaran Penuh) adalah kesadaran yang muncul ketika seseorang memberikan perhatian secara sengaja pada kondisi saat sekarang dilandasi rasa ingin tahu (tanpa menghakimi) dan kebaikan. Praktik paling mendasar dan sederhana adalah melatih dan menyadari nafas. Salah satu teknik melatih nafas adalah teknik STOP yang perlu dilakukan adalah :
Dengan teknik ini saraf parasimpatik menenagkan tubuh dengan memperlambat detak jantung. Mennurunkan tekanan darah, mempertajam kekuatan otak bagian atas yang berhubungan dengan fokus, konsentrasi dan kesadaran sehingga akan tercipta well being.

Implementasi KSE

  1. Penerapan KSE di kelas dan sekolah
  2. Integrasi dalam pembelajaran praktik mengajar dan kurikulum akademik
  3. Penciptaan iklim sekolah dan budaya sekolah
  4. Penguatan kompetensi sosial emosional pendidik dan tenaga kependidikan

Kaitan pembelajaran sosial dan emosional yang telah saya pelajari dengan modul-modul sebelumnya 




Kaitan Pembelajaran Sosial Emosional dengan Filosofi Pendidikan KHD

Pembelajaran Sosial dan Emosional dan filosofi pendidikan KHD sangat erat kaitannya untuk membantu anak didik mencapai keselamatan dan kebahagiaan yaitu dengan guru mampu menciptakan well-being dalam ekosistem pendidikan di sekolah. Dengan menciptakan kondisi yang nyaman, sehat dan bahagia bagi murid. Sehingga murid dapat memiliki kesadaran diri dan mengelola emosi dengan baik, dapat berempati, berinteraksi dengan baik serta mengambil keputusan yang bertanggung jawab. Hal ini akan sejalan dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara yakni menuntun segala kodrat yang ada pada anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat.

Kaitan Pembelajaran Sosial Emosional dengan Nilai-nilai dan Peran Guru Penggerak

Dari Pembelajaran Sosial dan Emosional, guru dapat menumbuhkan nilai dan peran guru penggerak melalui Kompetensi Sosial dan Emosional pada murid dengan cara melatih dan menumbuhkan pola pikir, nilai-nilai, kepercayaan yang membentuk perilaku murid sesuai dengan karakter profil pelajar Pancasila serta menumbuhkan nilai kemandirian, terwujudnya pemimpin pembelajaran serta terjalinnya kolaborasi antar teman sejawat dalam penerapan dan membudayakan KSE di kelas dan sekolah. Selain itu guru selalu berinovasi merancang pembelajaran yang dapat mengoptimalkan perkembangan KSE murid. Sehinga melalui nilai dan peran guru penggerak akan terciptanya well-being dalam lingkungan sekolah.

Kaitan Pembelajaran Sosial Emosional dengan Visi Guru Penggerak

Dari Pembelajaran Sosial dan Emosional dapat mewujudkan visi guru penggerak dengan adanya melakukan prakarsa perubahan untuk menggali nilai-nilai positif dari dalam diri murid. Sehingga nilai-nilai positif tersebut akan dijadikan sebuah visi yang menjadi bagian sebuah kebiasaan dan budaya sekolah yang dapat memberikan pembelajaran kepada murid tentang kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial, kemampuan berelasi dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab sehingga terwujudnya profil pelajar Pancasila.

Kaitan Pembelajaran Sosial Emosional dengan Budaya Positif

Dari Pembelajaran Sosial dan Emosional, guru dan murid dapat memahami dan mengenali emosi dirinya masing-masing sehingga mampu mengontrol dirinya yang dalam penerapannya pada budaya positif, baik itu disiplin positif, keyakinan kelas, restitusi dan segitiga restitusi sesuai dengan kesadaran diri dan manajemen diri. Untuk menciptakan suasana sekolah yang aman, nyaman dan menyenangkan tentunya akan berpengaruh pada penerapan budaya positif di sekolah, Sehingga pembelajaran sosial dan emosional menjadi bagian penting dalam budaya positif di kelas dan sekolah.

Kaitan Pembelajaran Sosial Emosional dengan Pembelajaran Berdiferensiasi

Dari Pembelajaran Sosial dan Emosional, guru dan murid dapat mengidentifikasi dan memahami perasaan dan emosi murid sehingga guru dapat memenuhi kebutuhan belajar murid yaitu kesiapan murid, minat dan profil belajar yang dalam penerapannya menggunakan strategi pembelajaran berdiferensiasi yaitu diferensiasi konten, diferensiasi proses dan diferensiasi produk. Sehingga dengan memperhatikan kebutuhan belajar dan menerapakan pembelajaran berdiferensiasi tentu hal ini sangat berpengaruh pada keadaan sosial dan emosional murid pada kompetensi sosial dan emosionalnya dalam kegiatan pembelajaran di kelas.




0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More